Selasa, 09 Oktober 2018

Petunjuk Arah Lokasi Kegiatan K2P-PTKI 2018


Peta Lokasi Kegiatan K2P-PTKI 2018




Tugu Nol Kilometer


Monumen Kilometer Nol ini berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Sabang menuju tugu monumental ini.
ak jarang pengunjung akan menjumpai kawanan monyet-monyet liar di sepanjang jalan di tengah hutan. Monyet-monyet itu menatap iba kepada kendaraan yang melintas berharap mendapatkan makanan.
Tugu Kilometer Nol ini pertama kali diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh wakil presiden yang ketika itu dijabat oleh Try Sutrisno. Sekitar dua minggu setelah diresmikan, tepatnya pada tanggal 24 September B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi menambahkan semacam prasasti yang menjelaskan tentang penetapan posisi geografis 0 kilometer Indonesia, yang pengukurannya dilakukan oleh badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan Global Positioning System.
Sebagai tempat wisata, kawasan Tugu Kilometer Nol juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai. Di sekitar tugu, wisatawan bisa menemukan tempat parkir, taman, tempat sampah, toilet umum, dan juga musala. Persis di depan tugu, wisatawan juga bisa menemukan banyak pedagang yang menjual cinderamata, kedai kopi, restoran hingga ibu-ibu yang menjajakan gorengan dan rujak khas Aceh.
Setelah berkali-kali mengalami renovasi, Tugu Kilometer Nol kini terlihat semakin megah. Menurut prasasti, ketinggian bangunan tugu mencapai 43,6 meter dari atas permukaan laut. Sedangkan desain dari tugu sendiri memiliki beberapa filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Lalu lingkaran besar yang ada di Tugu merupakan analogi dari angka 0.
Ada pula senjata rencong di tugu, yang menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, juga terdapat ornamen berbentuk segi delapan yang menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.
Karena sangat monumental, wisatawan yang datang ke Kota Sabang pasti berkunjung ke tugu ini. Saat acara Sail Sabang, wisata monumental ini pun ramai dikunjungi wisatawan.

DANAU ANEUK LAOT


Tak lengkap rasanya datang menyaksikan Sail Sabang tapi tidak menyempatkan diri untuk singgah ke Danau Aneuk Laot.
Danau yang berada di Kota Sabang, Kelurahan Aneuk Laot, Pulau Weh ini memiliki luas 37,5 hektar. Keberadaan danau ini sangat vital bagi masyarakat yang tinggal di pulau Weh.
Selain digunakan sebagai tempat mata pencaharian bagi masyarakat sekitar, danau ini juga digunakan PDAM untuk mensuplai air bersih bagi masyarakat yang tinggal di kota Sabang.
Udara yang segar disekitar danau menyatu dengan panorama alam yang indah membuat objek wisata ini tidak kalah dengan Situ Patenggang, danau yang berada di Kabupaten Bandung.
Tak hanya itu, di danau ini juga cukup banyak spot-spot yang bagus untuk mengambil gambar. Dan waktu yang paling tepat untuk ke tempat wisata ini adalah menjelang sore hari dimana panorama sunset yang terlihat dari ujung danau.

AIR TERJUN PRIA LAOT


Tempat wisata di Sabang yang kita bahas pertamakali adalah sebuah air terjun yang bernama Air Terjun Pria Laot.
Air terjun pria laot ini berada di bagian selatan pulau weah atau sekitar 12 km jika anda dari kota Sabang.
Air terjun ini masih sangat alami. Seperti halnya curug bidadari yang ada di Bandung, air terjun pria laot ini juga berlokasi ditengah hutan yang disekelilingnya terdapat bukit-bukit batu yang membuatnya terkesan masih sangat alami.
Yang unik dari air terjun ini adanya sebuah kolam penampungan air yang berukuran sekitar 10 meter dengan kedalaman 1-2 meter yang membuat anda bisa berendam di dalamnya.
Tak hanya itu, adanya ikan-ikan kecil jenis Garra Rufa yang oleh penduduk setempat menamakannya ikan bulan akan menemani anda berendam di kolam ini.
Jenis ikan ini dipercaya bisa digunakan untuk terapi berbagai penyakit karena ikan ini mampu membuang sel-sel kulit mati yang ada disekujur tubuh terutamanya di area telapak kaki dan mempercepat pergantian sel-sel kulit mati oleh enzim yang dihasilkan dari air liur ikan ini.

Jumat, 13 Juli 2018

Konferensi Konsorsium Keilmuan Psikologi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ( K2PPTKI) 2018


Ar-Raniry | Fakultas Psikologi bekerjasama dengan Konsorsium Keilmuan Psikologi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ( K2PPTKI) akan menggelar konferensi pada 16-18 Oktober 2018 mendatang. Konferensi dengan tema “Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam dan Psikologi”  rencananya akan digelar di Aula Gedung Fakultas Psikologi.
Ketua Panitia konferensi Dr. Muhammad Nasir M.Hum mengatakan bahwa ada 3 agenda kegiatan  pada acara tersebut yaitu Konferensi, Forum Penyelenggaraan Pendidikan Psikologi (FP3-PTKI) dan Art Therapy Workshop. “Acara ini sudah lama kita persiapkan dan rencananya akan ada tiga agenda, dan untuk konferensi sendiri kita bagi mejadi 5 Sub Tema” Ujarnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan, lima Sub Tema yang dimaksud adalah 1) Islam dan Keluarga, 2) Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, 3) Individu, Keluarga dan Teknologi, 4) Keberfungsian dan Penerimaan Dalam Keluarga dan 5) Konflik Peran Ganda dalam Keluarga.
Sementara itu dekan Fakultas Psikologi Prof. Eka Srimulyani, MA, Ph.D mengharapkan agar acara konferensi nantinya berlangsung sukses dan mendapatkan partisipasi peserta dari berbagai daerah. Panitia menjadwalkan batas akhir penerimaan abstrak yaitu 30 Juli 2018. Hasil seleksi abstrak akan di umumkan seminggu kemudian, tepatnya tanggal 7 Agustus 2018. Sedangkan batas akhir penerimaan full paper adalah 30 September 2018.
Bagi yang berminat untuk mengikuti konferensi tersebu dapat menghubungi panitia dengan datang langsung ke Sekreteriat Konferensi K2PPTKI di Ruang Bag. Umum Fakultas Psikologi atau melalui Contac Person di 0812 6463 902 (Vera Nova, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan 0852 6007 9561 (Fauziah).
Abstrak dan full paper dapat dikirimkan melalui email panitia.k2pptki2018@gmail.com atau k2p.ptki2018@gmail.com Calon Peserta juga dapat mendaftar online di https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdcZES65QaiyFelcvm6wlGtmm3ClGV3BRx2xwgIE8NqDIX-5g/viewform?c=0&w=1  

Pengumuman Pendaftaran Konferensi

Kamis, 12 Juli 2018

Pantai Iboih

Terletak di Kelurahan Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Pantai Ibih merupakan salah satu deswtinasi wisata populer di Sabang yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memikat ditambah lagi air laut yang jernih dengan gradasi kebiruan yang cantik. Disini kamu bisa berenang sampai puas, snorkeling, diving hingga menyewa perahu mesin untuk berkeliling pantai ini. Jika ingin menginap di dekat pantai ini juga sudah tersedia penginapan dan cottage yang dikelola masyarakat sekitar.

Puncak Geurutee




Puncak gunung geurute ini berada pada jalan lintas banda aceh -  meulaboh yang berjarak tempuh sekitar 2 jam perjalan dari banda aceh, sepanjang perjalanan menuju geurute kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat exsotis dengan pemandangan pegunungan sebelah kiri dan pemandangan laut yang terbentang luas dengan daratan serta pasir putih yang seakan melambai untuk menunggu kedatangan kita.
Tiba di puncak gunung geurute, anda akan melihat bentangan samudera yang begitu luas dan tanpa batas, pulau-pulau kecil tanpa penghuni. Dari puncak gunung geurute juga tampak kota lamno, sebuah kota kecil yang konon terdapat gadis-gadis cantik bermata biru rambut pirang keturunan portugis, menurut sejarah kota lamno pernah di tempati kaum portugis.  Puncak geurute merupakan salah satu spot favorit bagi yang hobi hunting foto, karenah dipuncaknya terilhat indah pemandangan matahari terbenam yang ditelan samudera.

Pantai Lhoknga dan Pantai Lampuuk


Pantai Lhoknga


Kedua pantai itu merupakan salah satu pantai wisata yang paling diburu warga setiap akhir pekan. Bukan hanya dari Banda Aceh dan Aceh Besar, warga dari kabupaten lain pun kerap berwisata ke pantai ini.

Pantai Lampuuk
Bagi yang suka surfing, kedua tempat ini sangat cocok, karena saat musim angin barat, di dua pantai ini terkenal dengan ombak pantainya (beach break), sementara dari Desember hingga Mei saat angin timur, dikenal dengan ombak karang (reef break).
Secara administratif, Pantai Lampuuk berada di Kecamatan Lhoknga, sehingga sebenarnya sedikit ambigu membedakan antara Pantai Lampuuk dan Pantai Lhoknga. Akan tetapi, umumnya orang-orang disana memberi sebutan 'Pantai Lhoknga' untuk daerah di belakang Lapangan Golf Lhoknga hingga ke taman tepi laut setelah Komplek Pabrik Semen Andalas. Sedangkan sebutan Pantai Lampuuk dikhususkan untuk ruas pantai yang membentang dari Babah Satu hingga Babah Empat. Meskipun posisi kedua pantai ini berdekatan, tetapi keduanya memiliki keunggulan masing-masing.


Jika kini pantai Lampuuk identik dengan rekreasi Banana Boat dan kuliner ikan bakarnya, maka Pantai Lhoknga lebih dikenal dengan lapangan Golf, aktivitas Surfing dan memancing. Khusus untuk selancar, ombak Pantai Lhoknga yang besar dan garang telah terkenal di kalangan komunitas selancar internasional


Jika anda datang ke Banda Aceh belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi kedua pantai ini.


Pantai Ulee Lheue


Secara geografis, letak Pantai Ulee Lheue berada pada Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Lokasi dari pantai pun sangat strategis dan cukup dekat dari pusat Kota Banda Aceh. Pantai Ulee Lheue ini memiliki gelombang ombak yang tenang. Sangat jarang dijumpai gelombang ombak besar di pantai ini. Hal ini dikarenakan adanya semacam tanggul dari tumpukan batu yang menjadi pemecah ombak. 

Saat matahari tenggelam merupakan momen yang cukup romantis untuk dilewatkan. Di kawasan ini anda dapat menikmati tenggelamnya matahari dengan foreground perahu-perahu nelayan dan background langit biru kekuning-kuningan. Dengan udara laut samudra Hindia yang sejuk dan segar, tak salah jika kawasan ini ramai diminati masyarakat. Di Pantai Ulee Lheue ini terdapat beberapa jajanan lokal yang cukup nikmat untuk disantap seperti jagung bakar dan pulut bakar yang ramai di jajakan di pinggir-pinggir jalan. Namun jika anda masih ingin menu yang lebih berat, anda dapat memesan ikan bakar yang berada pada restoran/ caffee-caffee di sepanjang pantai.


PLTD Apung

PLTD Apung 1 ketika masih di laut

PLTD Apung  adalah kapal generator listrik milik PLN di Banda AcehIndonesia, yang saat ini dijadikan tempat wisata, yang dikenal dengan nama "Kapal Apung". Kapal ini memiliki luas sekitar 1.900 Kilo Meter Persegi, dengan panjang mencapai 63 Meter.

Kapal Apung ini memang sudah berpindah fungsi dari Pembangkit Listrik menjadi Objek Wisata Aceh. Mesin pembangkit listrik yang kekuatan dayanya mencapai 10,5 Megawatt, dahulunya berada di dalam kapal, tetapi sekarang sudah dipindahkan pada Tahun 2010. Saat ini, Kapal Apung tersebut berada di bawah pengelolaan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).Kapal berbobot 2.600 ton ini sebelumnya berada di laut tepanya dipelabuhan penyeberangan Ulee Lheuh, tempat berdirinya sekarang (Punge Blang Cut, Jaya Baru, Kota Banda Aceh). Pada Minggu 26 Desember 2004 sekitar pukul 8:45 WIB kapal ini terseret 2,4 km ke daratan akibat gempa bumi dan gelombang tsunami setinggi 9 meter. Pada tahun 2012-2013, kapal direnovasi. Para pengunjung bisa naik ke atas kapal dan saat ini area sekitarnya sudah dilengkapi 2 menara, sebuah monumen, jalan setapak, dan air mancur.

PLTD Apung 1 ketika sudah di daratan

Museum Tsunami


Museum Tsunami Aceh  adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal BandungJawa BaratRidwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi  untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami. Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

Masjid Raya Baiturrahman


Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid Kesultanan Aceh yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Bangunan indah dan megah yang mirip dengan Taj Mahal di India ini terletak tepat di jantung Kota Banda Aceh dan menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh Darussalam.
Sewaktu Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua pada Bulan Shafar 1290 Hijriah/10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Kemudian, pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.
Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya, di mana Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu Masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turki Utsmani dan akan sangat terasa sejuk apabila berada di dalam Masjid ini.
Masjid Raya Baiturrahman terletak ditengah Kota Banda Aceh. Kini masjid ini telah direnovasi sejak tahun 2015. Perluasan masjid setidaknya menghabiskan anggaran mencapai Rp500 miliar lebih. Perluasan ini turut menyertakan pendirian 12 payung elektrik, mirip Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Setelah renovasi, masjid raya yang sebelumnya hanya mampu menampung 9 ribu jamaah didalam masjid kini mampu menampung 24 ribu jamaah, baik di dalam maupun luar masjid. Perluasan ini juga didukung 288 titik wudhu di lantai dasar.

Rabu, 11 Juli 2018

Pulau Rubiah



Pulau cantik yang berada tak jauh dari Kota Sabang ini menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk diving dan snorkeling di Sabang. Air lautnya yang jernih serta keindahan bawah lautnya yang memukau menjadi daya tarik utama pulau ini. Terumbu karang yang ada di pantai ini masih sangat alami, berbagai hewan laut cantik pun bisa ditemukan dengan mudah di perairan pulau ini. Jadi jangan lupa bawa peralatan snorkeling atau diving ketika main ke pulau ini